Mengambil Pelajaran dari Surah Al 'Ashr

Pendahuluan

Di antara 114 surah dalam Al-Qur'an, ada satu surah yang sangat pendek—hanya tiga ayat—namun mengandung lautan makna, surah itu adalah Surah Al-‘Ashr.

Imam Asy-Syafi’i rahimahullah bahkan berkata:

 لو تدبر الناس هذه السورة لوسعتهم

"Seandainya manusia mau merenungi surah ini (Al-‘Ashr), niscaya sudah mencukupi mereka."

"Meskipun singkat, surah yang agung ini mengandung pelajaran mendalam tentang sebab-sebab keberhasilan dan kerugian dalam hidup.

Mereka yang meraih keberhasilan sejati di dunia maupun di akhirat adalah orang-orang yang memiliki empat sifat utama: beriman, beramal saleh, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam kesabaran.

Merekalah golongan yang mendapatkan keselamatan dan kemenangan hakiki."

-Ibnu Baz( https://binbaz.org.sa ) 

Tafsir Surah Al 'Ashr (Makkiyah) 

Allah عزوجل berfirman:

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)

Demi masa, 

Sungguh, manusia berada dalam kerugian,

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.

وَالْعَصْرِ

Imam Ibnu Jarir At Thabari menyebutkan bahwa para ahli tafsir menafsirkan "العصر" pada ayat ini dengan beberapa makna, 

1.ساعة من ساعات النهار

Suatu waktu pada siang hari

2.العشي

Sore hari

Adapun Ibnu Jarir At Thabari menguatkan pendapat kalau "العصر" adalah "الدهر", yaitu waktu(zaman) secara umum sehingga mencakup sore, malam, maupun siang hari. 

Allah bersumpah atas nama makhluk-Nya menunjukan bahwa Ia menjadikan makhluk-Nya tersebut memiliki keistimewaan atas yang lainya, Allah berhak bersumpah atas nama makhluk-Nya, adapun hambanya hanya boleh bersumpah atas nama Allah عز وجل, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

مَن حلف بغيرِ اللهِ فقد كفرَ أو أشرك

"Barangsiapa yang bersumpah dengan selain Allah maka ia telah kafir atau musyrik"

إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ

"Setiap manusia pada dasarnya mengalami kerugian, dan kerugian ini merupakan lawan kata dari keuntungan. Kerugian dapat memiliki berbagai tingkatan yang berbeda, ada kerugian mutlak yang dialami oleh mereka yang kehilangan kenikmatan dunia dan akhirat, serta berhak mendapatkan siksa neraka. Dan bisa jadi seseorang mengalami kerugian dari beberapa aspek, namun tidak dengan aspek yang lainnya. Oleh karena itu, Allah menyatakan bahwa setiap manusia pasti mengalami kerugian."

-As Sa'diy (تفسير السعدي) 

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ 

kecuali mereka yang memiliki empat sifat:

1. Beriman kepada Allah apa yang Ia perintahkan untuk diimani, dan iman ini tidak akan sempurna tanpa ilmu, karena Ilmu adalah sebagian dari iman. 

2.Beramal saleh, baik yang tampak maupun yang tidak, yang berkaitan dengan hak Allah dan hak hamba-Nya, baik yang wajib maupun yang sunnah.

3. Menyampaikan kebenaran kepada orang lain, saling menasihati, dan mendorong mereka kepada Iman dan amal shalih.

4. Sabar dalam berdakwah dan menjalankan ketaatan kepada Allah, menjauhi laranganNya, serta menerima takdir Allah yang menyakitkan.

Ketika keempat sifat ini tergabung, seseorang akan selamat dari kerugian dan meraih keuntungan besar. 

Dalam tiga ayat singkat, Allah sudah memberitahu hamba-hambaNya nasib manusia dan jalan keselamatannya. Kita tidak hanya butuh iman dan amal, tapi juga saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.

Wallahu a'lam

Referensi :

Jami' al-Bayan 'an Ta'wil Al-Qur'an, Ibnu Jarir Ath-Thabari

Tafsir Al-Qur'an al-'Azim, Ibnu Katsir 

Taysir Al-Karim Ar-Rahman fi Tafsir Kalam Al-Mannan, Abdurrahman bin Nasir As-Sa'di

https://binbaz.org.sa

Lombok Timur, 5 Muharram 1447 H (30 Juni 2025)