Memaafkan: Ibadah Agung yang Sering Terabaikan

Rabu, 7 Mei 2025
11:02

Dalam kehidupan ini, tidak ada yang luput dari kesalahan, baik disengaja maupun tidak. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa lepas dari interaksi yang kadang menimbulkan luka atau kekecewaan. Di sinilah letak keagungan salah satu ibadah yang sering terabaikan: memaafkan. Memaafkan bukan hanya suatu kebaikan sosial antar manusia semata, tetapi juga merupakan ibadah yang agung dan dicintai oleh Allah.

Allah azza wa jalla berfirman mengenai sifat orang-orang yang bertakwa,

ٱلَّذِینَ یُنفِقُونَ فِی ٱلسَّرَّاۤءِ وَٱلضَّرَّاۤءِ وَٱلۡكَـٰظِمِینَ ٱلۡغَیۡظَ وَٱلۡعَافِینَ عَنِ ٱلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ یُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِینَ

"(Yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan." (Surah Āli-ʿImrān: 134)

Definisi "Memaafkan" (Al-'Afwu)

Al-Kafawi menjelaskan dalam Bashairu Dzawi Tamyiiz (3/421),

Al-‘Afwu (memaafkan) adalah menahan diri dari membalas keburukan padahal mampu melakukannya. Setiap orang yang berhak membalas, namun ia meninggalkannya, maka tindakan meninggalkan tersebut disebut sebagai Al-‘Afwu.

Adapun perbedaan antara Al-‘Afwu (memaafkan) dan As-Shafhu (berlapang dada), meskipun keduanya memiliki makna yang hampir sama, adalah bahwa As-Shafhu mengandung makna "berpaling dari keburukannya dan berpaling dari mencelanya" (berlapang dada, tak lagi menyimpan rasa berat dan rasa dendam pada dirinya), maka As-Shafhu itu lebih dalam daripada Al-'Afwu, karena bisa jadi seseorang memaafkan tetapi belum tentu ia berlapang dada. Dan dikatakan: "saya men-shafh-nya dengan shafhah (pelapangan hati) yang indah.

Hal itu seperti telah disinggung oleh Allah ta’ala dalam firman-Nya:

فَٱصۡفَحۡ عَنۡهُمۡ وَقُلۡ سَلَٰمٞۚ فَسَوۡفَ يَعۡلَمُون

“Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari mereka dan katakanlah: “Salam (selamat tinggal).” kelak mereka akan mengetahui (nasib mereka yang buruk)”. (Surah az-Zukhruf: 89)

Mengapa Sering Terabaikan?

Ibadah memaafkan sering terabaikan karena umumnya manusia secara naluriah condong untuk membalas keburukan orang yang menyakitinya, ego manusia cenderung ingin “menang” atau setidaknya membuat orang lain merasakan balasan. Sebaliknya, memaafkan menuntut seseorang untuk menundukkan ego dan nafsu, sesuatu yang bertolak belakang dengan naluri manusia pada umumnya, sehingga ia jauh lebih sulit dilakukan daripada membalas.

Selain itu, banyak yang mengira bahwa ibadah hanya sebatas amalan fisik seperti shalat, puasa, atau sedekah, padahal memaafkan adalah ibadah hati yang besar nilainya di sisi Allah. Keutamaan memaafkan seringkali tak disadari karena dampak positifnya tidak langsung terlihat/terasa, sedangkan balas dendam memberikan kepuasan instan (meskipun terkadang bisa berujung penyesalan). Budaya masyarakat pun kadang menganggap memaafkan merupakan kelemahan, bukan kekuatan. Tak sedikit yang mengabaikan opsi untuk memaafkan karena takut dianggap kalah atau lemah.

Nabi Yusuf `alaihissalam: Teladan Pemaaf Sejati

Salah satu contoh sifat pemaaf yang paling menggetarkan hati adalah kisah Nabi Yusuf `alaihissalam. Setelah melalui berbagai ujian berat seperti dibuang ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya sendiri, terpisah jauh dari ayah dan keluarganya, dijual sebagai budak, dan dipenjara tanpa kesalahan, beliau tetap memilih untuk memaafkan. Ketika akhirnya Allah memuliakan Nabi Yusuf `alaihissalam dan mempertemukannya kembali dengan saudara-saudaranya, beliau tidak menuntut balas, melainkan berkata dengan penuh kelembutan:

"لَا تَثْرِيبَ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَ ۖ يَغْفِرُ اللَّهُ لَكُمْ"
"Tidak ada celaan atas kalian pada hari ini. Semoga Allah mengampuni kalian."
(Surah Yusuf: 92)

Memaafkan Itu Tidak Mudah

Jika kita ditempatkan di posisi Nabi Yusuf `alaihissalam, mungkin kita tidak akan sanggup untuk memaafkan, karena luka sudah terlalu dalam dan tak akan terlupakan seumur hidup, ditambah lagi di saat itu beliau sebagai raja Mesir punya kuasa penuh untuk melakukan apa saja yang beliau kehendaki atas saudara-saudaranya yang telah menzaliminya sejak kecil. Dari sinilah kita dapat memahami bahwa memaafkan itu tidaklah mudah terlebih di saat kita mampu untuk membalas, oleh karena itu Allah menjanjikan pahala yang besar bagi orang-orang yang mampu membalas kejahatan dengan setimpal namun lebih memilih untuk memaafkan, sebagaimana disebutkan dalam surah Asy-Syura ayat 40,

وَجَزَ ٰ⁠ۤؤُا۟ سَیِّئَةࣲ سَیِّئَةࣱ مِّثۡلُهَاۖ فَمَنۡ عَفَا وَأَصۡلَحَ فَأَجۡرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِۚ

"Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah."

Keutamaan Memaafkan

Dikutip dari فضائل العفو oleh Syaikh Amin bin Abdullah asy-Syaqawi, berikut adalah beberapa keutamaan dan fadhilah dari memaafkan,

  1. Memenuhi perintah Allah azza wa jalla
  2. Menghilangkan penyakit hati berupa kedengkian dan kebencian pada sesama
  3. Ketenangan jiwa dan ketentraman batin
  4. Memperoleh pahala besar dari Allah azza wa jalla
  5. Mencapai derajat yang tinggi di dunia maupun di akhirat kelak
  6. Menyebarkan rasa cinta serta mempererat persaudaraan diantara kaum muslimin
  7. Menjadi sarana yang akan mengantarkan dirinya masuk ke dalam surga

Penutup

Memaafkan memanglah tidak mudah, tapi jika kita ingat dan sadar bahwa memaafkan adalah ibadah yang agung di sisi Allah, besar pahalanya, dan memberikan dampak positif tidak hanya bagi orang yang kita maafkan tetapi juga bagi diri sendiri, maka akhlak mulia ini niscaya akan terasa lebih mudah untuk kita amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Semoga Allah Yang Maha Pemaaf terhadap para hamba-Nya memberi kita taufiq supaya kita pun senantiasa bersikap pemaaf antar sesama hamba-Nya.

Tentang Penulis

Dzaki Rasendriya Aslam

Dzaki Rasendriya Aslam

@Rasen

Alumni Angkatan 32 Pesantren Islam Al-Irsyad Tengaran Mahasiswa Prodi Ilmu Hadis STDI Imam Syafii Jember

Member sejak Mar 2025 2 artikel
Lihat artikel lainnya dari penulis ini

Jelajahi Kategori

Artikel Lainnya

Sekilas Fiqih Haji
Fiqih Sekilas Fiqih Haji

Mumpung kita masuk bulan haji, yuk kita bahas sekilas tentang fiqih haji!

17 Mei 2025 Baca Selengkapnya
Mendapat Pahala yang Banyak Sekalipun ketika Shopping
Tsaqofah Mendapat Pahala yang Banyak Sekalipun ketika Shopping

Hobi shopping? Ayo simak artikel berikut agar kamu tidak terluput dari banyak pahala!

16 Mei 2025 Baca Selengkapnya