Mendapat Pahala yang Banyak Sekalipun ketika Shopping
Bismillah...
Pasar adalah Tempat yang paling Dibenci Allah
Pada asalnya, pasar adalah tempat yang paling dibenci Allah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أَحَبُّ البِلَادِ إلى اللهِ مَسَاجِدُهَا، وَأَبْغَضُ البِلَادِ إلى اللهِ أَسْوَاقُهَا.
“Tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid, dan tempat yang paling dibenci Allah adalah pasar.” (HR. Muslim no. 671)¹
Apa alasan masjid menjadi tempat yang paling Allah cintai, dan pasar menjadi tempat yang paling Allah benci?
Fakhruddin Ar-Razi As-Syafi’i dalam kitabnya Mafatihul Ghaib memberikan penjelasan mengenai maksud hadits tersebut:
“Ketahuilah bahwa sesungguhnya suatu tempat menjadi mulia jika banyak orang yang mengingat Allah di tempat tersebut, begitu pula sebaliknya. Orang yang lalai pun, ketika ia memasuki masjid, hatinya akan tergerak untuk beribadah dan mengingat Allah. Dan orang yang banyak berdzikir mengingat Allah, ketika ia memasuki pasar, ia akan mudah tersibukkan dengan perkara dunia.”²
Imam An-Nawawi As-Syafi’i dalam kitabnya Syarh Nawawi ‘ala Muslim juga mejelaskan maksud hadits tersebut:
“Karena masjid adalah tempat dilakukannya banyak ketaatan, sedangkan pasar adalah dilakukan banyak kemungkaran seperti riba, tipu-menipu dalam jual beli, sumpah palsu, lupa dengan Allah, dan banyak kemungkaran lainnya.”³
Maka bagaimana jika kita termasuk orang yang sering mendatangi pasar entah itu karena kebutuhan kita, maupun karena hobi shopping semata, tak bisakah kita mendapatkan kebaikan di pasar?
Jawabannya, tentu bisa. Yaitu dengan menjauhi berbagai praktek kemungkaran yang sering terjadi di pasar, dan membaca do’a masuk pasar yang diajarkan oleh nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Berikut doa untuk mendapatkan ribuan pahala ketika di pasar.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
من دخل السُّوقَ فقال : ( لا إله إلا اللهُ وحده لا شريك له، له الملكُ، وله الحمدُ، يحيي ويميت، وهو حيٌّ لا يموتُ، بيده الخيرُ، وهو على كلِّ شيءٍ قديرٌ )؛ كتب اللهُ له ألفَ ألفِ حسنةٍ، ومحا عنه ألفَ ألفِ سيئةٍ، ورفع له ألفَ ألفِ درجةٍ.
“Barangsiapa yang masuk ke pasar lalu mengucapkan: ‘La ilaha illallah wahdahu la syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumitu wahuwa hayyun la yamutu biyadihil khairu wahuwa ‘ala kulli syai’in qadir’ (Tidak ada Tuhan selain Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya-lah kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Hidup, tidak akan pernah mati. Di tangan-Nya kebaikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu), maka Allah menuliskan untuknya satu juta kebaikan, menghapus satu juta keburukan, dan mengangkatnya satu juta derajat.” (HR. Tirmidzi no. 3428⁴, Ibnu Majah no. 2235⁵, dan Ahmad no. 327⁶. Hadits ini dihasankan oleh Al-Albani).
Hadits di atas didhaifkan oleh sebagian ulama, dan dihasankan oleh sebagian ulama. Barangsiapa ikut kepada ulama yang mengdha’ifkan hadits ini, maka ia bisa mengucapkan dzikir apapun secara umum seperti istigfar, takbir, tasbih, dll.
Barangsiapa ikut kepada ulama yang menghasankan hadits ini, maka ia bisa mengamalkannya dan mengucapkan dzikir-dzikir lainnya.
Catatan penting:
Hadits di atas dihukumi dha’if jiddan (sangat lemah) oleh sebagian ulama, diantaranya:
1. Abu Hatim
2. Ali bin Al-Madini
3. Imam Bukhari, pada salah satu jalur periwayatan hadits tersebut.
4. Ibnu Baz
Sebagian ulama menghukuminya dha’if yasir (lemahnya ringan), diantaranya:
1. Imam Tirmidzi
2. Ad-Daruquthni
3. Ibnul Qayyim
4. Ibnu Rajab
5. Ibnu Hajar Al-Atsqalani
Sebagian ulama menghukuminya hasan, diantaranya:
1. Al-Mundziri
2. Ad-Dzahabi
3. As-Syaukani
4. Al-Albani⁷
Imam Al-Albani menghasankan hadits ini karena adanya 7 riwayat yang memang dhaif namun saling menguatkan sehingga status hadits naik menjadi hasan li ghairihi. Beliau menjabarkan alasan mengapa beliau menghasankan hadits tersebut dengan penjabaran yang panjang lebar di kitabnya Silsilah Al-Ahadits As-Shahihah jilid 7 hal. 371-391.⁸ Silahkan merujuk langsung ke kitab beliau untuk penjabaran yang lebih mendalam.
Demikian yang saya sampaikan pada artikel ini. Sekian.
Wallahu a’lam.
Dzul Qa'dah 1446 H/ Mei 2025
Referensi:
1. Shahih Muslim no. 671
2. Mafatihul Ghaib jilid 4 hal. 13 secara ringkas
3. Syarh Nawawi ‘ala Muslim jilid 5 hal. 171 secara ringkas
4. Sunan Tirmidzi no. 3428
5. Sunan Ibnu Majah no. 2235
6. Musnad Imam Ahmad no. 327
7. islamqa.info
8. Silsilah Al-Ahadits As-Shahihah jilid 7 hal. 371-391 no. Hadits 3139
Tentang Penulis

Ilyas Azzam
@ilyas
Alumni Pesantren Islam Al-Irsyad Tengaran Angkatan 32 Mahasiswa Prodi HKI Angkatan 2024 STDI Imam Syafi'i Jember